Minggu, 15 Februari 2009

Fresh Money

Fresh Money  
Oleh ANANG FADHILAH

Upaya Gubernur Kalsel, menyiapkan beasiswa kepada 39 siswa SMU berprestasi untuk melanjutkan kuliah dengan nilai beasiswa masing-masing Rp50 juta. Pernyataan orang nomor satu di Kalsel tersebut disampaikan dihadapan sekitar seribu pensiunan guru dalam acara reuni pensiunan guru se-Kalsel di Maghligai Pancasila, Selasa (11/11). 
Rencananya beasiswa digelontorkan mulai tahun ajaran 2009, dengan ketentuan masing-masing kabupaten mendapatkan jatah tiga orang anak berprestasi. 
Rudy juga mengungkapkan, anggaran pendidikan 2009 yang mencapai Rp740 miliar rawan terjadi penyelewengan, sehingga dinas terkait harus hari-hati dalam menyusun program maupun pelaksanaannya. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata 
Tentu dengan dana sebesar itu mampu meningkaatkan mutu pendidikan di Kalsel. 
Terlepas persoalan dana pendidikan, ada baiknya kita sama-sama merenungi
kondisi real pendidikan kita saat ini. Karena dalam ketiga poros kekuatan era globalisasi (negara, pasar, masyarakat), berbagai lembaga pendidikan menghadapi tantangan terberat, yakni memfasilitasi suatu proses pertumbuhan bagi setiap insan yang terlibat di dalamnya (siswa, guru, pimpinan, dan pengelola). 
Jika sekolah-sekolah ingin membenahi diri dan meningkatkan mutu dalam pusaran ketiga poros kekuatan itu, pengelola dan pimpinan sekolah perlu membidik secara tepat dan bijak, porsi dan peran masing-masing poros kekuatan. 
Kekuatan negara yang dijalankan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah melalui dinas pendidikan di daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, menyentuh pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah, salah satunya melalui anggaran. 
Negara mengatur pendidikan melalui kekuasaannya dalam merancang dan melaksanakan anggaran, baik di tingkat nasional maupun daerah. Secara positif, kekuatan negara dibutuhkan karena pendidikan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Maka dari itu, negara perlu memastikan dan bertanggung jawab untuk memberi layanan dasar pendidikan bagi semua warganya. Melalui anggaran, negara memastikan standar layanan publik pendidikan bisa dipenuhi secara merata di seluruh Indonesia. 
Kekuatan pasar yang mulai merambah dunia pendidikan muncul dalam bentuk sumber-sumber daya yang dimiliki, termasuk di antaranya modal dan jejaring ekonomis. Berbagai lembaga pendidikan juga masuk dalam pusaran kompetisi pasar. Secara positif, kompetisi pasar antarlembaga pendidikan akan membawa kesadaran mengenai kebutuhan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan. 
Para pengelola dan pengurus harus mengubah paradigma pengelolaan sekolah sebagai suatu layanan pendidikan. Namun, di balik kekuatan pasar yang mendorong kompetisi dalam pendidikan demi perbaikan mutu, prinsip-prinsip ekonomi pasar bebas tidak sesuai untuk sistem pendidikan karena secara prinsip, pendidikan bermutu adalah salah satu hak dasar anak yang harus dipenuhi dan negara berkewajiban menjamin pemenuhan hak ini bagi semua anak tanpa terkecuali. 
Sejajar dengan kekuatan negara dan pasar, seharusnya kekuatan masyarakat menjadi salah satu penopang proses demokratisasi suatu bangsa melalui pendidikan. Kekuatan masyarakat bisa menjadi penyeimbang dalam interaksi antarwarga dalam ruang publik yang salah satunya adalah pendidikan. 
Pendidikan terlalu penting untuk diserahkan kepada pemerintah saja atau dibiarkan bergulir dalam arus pasar. Secara historis, pendidikan dimulai oleh masyarakat untuk kebaikan masyarakat sendiri. Maka dari itu, peran masyarakat dalam kemajuan pendidikan amat penting dan perlu terus ditingkatkan agar menjadi sejajar dengan peran negara dan pasar. Masyarakat bisa memberi kontribusi berupa sumber-sumber daya berupa dana, jejaring, keterkaitan budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat. 
Sayang, masyarakat yang diharapkan bisa menjadi kekuatan penyeimbang bagi kecenderungan hegemonik negara dan kecenderungan eksploitatif pasar masih sangat lemah dan terjebak dalam kemiskinan struktural. 
Peran korporasi dalam pembiayaan pendidikan, baik berupa sumbangan langsung kepada institusi pendidikan maupun program-program seperti beasiswa (beswan), penelitian, pelatihan dan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan, merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial korporasi. 
Peran korporasi ini memberi beberapa kontribusi terhadap dunia pendidikan. Pertama, dibutuhkan sumbangan dana dari korporasi karena anggaran dari pemerintah belum bisa mencukupi kebutuhan. Sementara masyarakat masih terjebak dalam kemiskinan. Misalnya, program beasiswa amat membantu mahasiswa dari keluarga tidak mampu dan memungkinkan mereka mengubah kelas sosial dan ekonomi melalui akses pendidikan. 
Kedua, program-program yang disponsori korporasi juga memberi peluang bagi insan-insan pendidikan untuk keluar dari menara gading dan mengenal dunia kerja serta industri karena ada korporasi yang memberi pelatihan soft-skill, seperti kursus kepemimpinan, motivasi bina karakter dan kewiraswastaan, termasuk outbond training kepada para penerima beasiswa selain pengenalan berupa kunjungan ke perusahaan atau presentasi korporasi. 
Ketiga, peran korporasi bisa menjadi penyeimbang kekuatan negara dalam penyelenggaraan pendidikan dan pendukung masyarakat yang secara umum masih belum berdaya dan terpinggirkan dari akses pendidikan. 
Sebaliknya, peran korporasi hendaknya tidak menjadikan lembaga-lembaga pendidikan atau peserta program kehilangan otonomi dan sikap kritisnya. Program-program tanggung jawab sosial seharusnya dilaksanakan bukan demi kepentingan perusahaan semata, tetapi demi kemaslahatan publik. Program-program pengembangan masyarakat seharusnya tidak dilakukan hanya untuk mendapatkan simpati dan membangun citra positif terhadap korporasi, tetapi menjadi bagian visi dan tujuan bisnis yang lebih manusiawi. Program tanggung jawab sosial merupakan upaya untuk memberi kembali kepada masyarakat, apa yang sudah diperoleh dan menjadi keuntungan bisnis untuk membangun masyarakat. Akhirnya, masyarakat yang sudah kian cerdas dan berdaya (melalui pendidikan) akan menjadi mitra yang lebih seimbang dan menguntungkan korporasi itu sendiri. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar